Minggu, 06 Mei 2012

asmiwati ekowisata pohon salju

ABTRACT EKOWISATA SUNGAI POHAN SALJU DAN SAUNA ALAMI (Ke Kawasan Cagar Alam Krumutan Pekanbaru Riau Indonesia ) ASMIWATI GURU KIMIA MAN 11 DESEMBER 2010
Mari kita ciptakan wisata lokal dengan budaya khas melayu, yang tidak terdapat dikita lain ekowisata yang dirancang berbagai multi disiplin ilmu, seperti diantaranya olah raga, keamanan, keindahan, kesehatan, bangunan, pelayanan dengan semua pelayanan kota wisata ini yang berlalu lalang lelayani pengunjung dengan seragam khas melayu, beragam permainan, sandang dan pangan, serta cendera mata, serta pemandangan sepanjang sungai ditamami pohon seperti gambar ini dan dipasang lampu yang indah dikala malam sepanjang sungai. Indonesia yang kaya dengan Sumber Daya Alam termasuk Riau Siak Kerumutan dimana tanah gambutnya yang subur terdapat sungai dimana dipinggirannya ditumbuhi pepohonan yang khas seperti pohon salju jika tempat hutan ini di jadikan ekowisata lahan gambut dimana dipinggiran sungai ditata dengan pohon yang persis salju didaratan udara nya yang kelembabatan tinggi sangat cocok dirangcang sauna alami untuk daerah tropis. Didalam pembangunan ini nanti akan melibatkan sisain perbagai multi disiplin ilmu seperti kita ketahui tempat wisata harus dipikirkan apa yang kami lihat dan apa yang kami lakukan di tempat wisata pohon salju ini itu dan apa yang kita bawa pulang berapa lama jarak tempuh dari kota pecan baru, ini akan di untuk kelestarian alam bias digunakan kearifan local setempat sebagai pemandu, dan disain pembangunan perumahandan permain olah raga apayang cocok dan kesenian budaya local serta pernak pernik serta cendera mata semua nya itu didisain sedemikian rupa yang melibat multi disiplin ilmu ini merupakan asep untuk bumi lancing kuning ini Semoga tulisan ini akan membuka mata kita pengungnya bisa di libat para sekolah, yang ada di Riau dan dengan kekertipan kunjungan dan menanamkan rasa cinta perhadap lingkungan dan jangan menebang pohon sembarangan karena bumi kita ini mengalami pamanasan global. Dan bagi penebang hutan bisa dilihat anak cucunya bagai mana semua ini jika pepohonan dibabat habis tidak dilindung dan mananamkan kesadaran yang bersahabat dengan alam. Dari kunjungan khas kesungai salju kerumutan ini Kata Kunci : Pohon salju, ekowisata, sauna alami EKOWISATA SUNGAI POHAN SALJU DAN SAUNA ALAMI (Ke Kawasan Cagar Alam Krumutan Pekanbaru Riau Indonesia ) A. Lokasi Kunjungan Lokasi Kunjungan lapangan adalah daerah kawasan cagar alam Krumutan di kecamatan Meranti Kabupaten Pelalawan, untuk menuju lokasi penelitian menggunakan alat transportasi Air diperkirakan satu jam perjalanan dengan speed boad dari pinggir jalan Kabupaten Pelalawan kearah Barat. Dengan suhu saat kunjungan pukul 14.30 berkisar 32 C° dengan tingkat kelembapan udara 70 C° B. Laporan Hasil Kunjungan Lapangan 1. Nama lokasi kunjungan lapangan, lokasi kunjungan adalah Kawasan Cagar Alam Krukutan bertempat di kacematan Meranti kabupaten Pelalawan, untuk menujuj lokasi menggunakan speed boad karena harus melalui sungai krumutan. a. Lokasi penelitian didominasi oleh tumbuhan berupa pohon diantaranya pohon kayu Rengas, pohon kayu Sialang, dan kayu Meranti. b. Dilokasi kunjungan juga ditemukan material organic, tanpa bau akan tetapi bahan organiknya berwarna hitam, karena berasal dari proses komposi dari daun kayu yang gugur. Dengan suhu tanah 26 C° c. Lokasi tidak ditemukan genangan air atau Wetland, akan tetapi tanah organic yang ditemukan dibeberapa tempat mengandung air, karena tanahnya ada yang masih basah. d. Lokasi ini tidak dapat dikatakan wilayah wetland karena bukan daerah yang genangan air, akan tetapi kalau dilihat dari aliran sungai, maka kawasan ini dapat dikatakan kawasan wetland karena apabila musin banjir, beberapa kawasan digenang oleh air banjir, namun hal ini bersifat musiman, bukan tergenang sepanjang masa satu tahun. e. Tipe wetland kawasan kunjungan dipenuhi oleh jenis pohon, bukan dari jenis pohan akar f. Adapun tingkat keasaman air (pH Air) di hulu sungai berkisar antara tingkat keasaman (Ph) airnya adalah 5- 6 sedangkan tingkat keasaman air (pHair) disekitar hilir sungai berkisar 4 sampai 5 pH. 2. Dampak dari aktivitas Manusia . Menurut saya kawasan hutan yang dijadikan lokasi kunjungan, bukan hutan asli lagi, kata lain, kawasan tersebut sudah pernah dilakukankan penebangan terhadap kayu yang ada, hal ini ditandai dari diameter pohan kayu yang terdapat dikawasan tersebut, yakni diameter pohon kayunya berkisar antara 10 cm sampai 20 cm, melihat kepada diameter pohon kayu tersebut, maka kawasan tersebut sudah pernah ditebang kayunya oleh manusia, walaupun tidak ditemukan bekas tebangan pohon kayu didalam kawasan tersebut. Disamping itu asumsi saya bahwa kawasan tersebut sudah pernah ditebang pohonnya, yaitu tidak ditemukannya tunggul pohon besar, artinya pohon kayu yang terdapat dikawasan kunjungan masih berumur sekitar sepuluh tahun, dan kalau umur pohon kayu lebih dari sepuluh tahun maka akan ditemukan pohon kayu yang berdiameter besar daripada pohon kayu berdiameter kecil yakni diatas 30 cm. 3. Faktor Penentuan Nilai wetland a. Wetland dikawasan ini sangat bermanfaat terhadap pencegahan bajir, karena jenis tanah yang berada di kawasan tersebut adalah tanah Gambut. Dengan tipe tanah Gambut yang mampu menyimpan air, sangat berguna untuk mencegah terjadinya banjir. b. Nilai potensi wetland dalam menyimpan air menurut saya termasuk bernilai tinggi buktinya adalah air sungai Krumutan berwarna coklat pekat hal ini juga membuktikan bahwa air tersebut berasal dari air yang tersimpan dalam tanah gambut yang berada dikawasan lokasi kunjungan. c. Fungsi wetland dalam memfilter atau menyerap polutan serta penyedia nutrisi masuk kedalam wetland, menurut saya, kalau berangkat dari pandangan sungai krumutan sebagai daerah wetland, maka ia berfungsi dalam menyering serta menyerap polutan sangat berguna karena dikawasan tersebut ditumbuhi oleh pohon kayu jenis kayu merah serta menyediakan nutrisi dikawasan tersebut, karena dalam tanah serta dipinggir sungai dikawasan tersebut terdapat akar kayu berbentuk serabut yang mampu menghalangi nutrisi masuk kedalam sungai krumutan seperti pohon pandan. Dengan nilai diklasifikasi masih rendah d. Kawasan wetland Krumutan terdapat binatang liar seperti jenis hewan burung, dan babi serta monyet, akan tetapi nilainya dapat dikatakan bernilai rendah e. Nilai kawasan sebagai tempat rekreasi dapat diandalkan bagi masyarakat yang menginginkan seperti sebagai tempat rekreasi tempat making ikan, serta berkano, karena dikawasan tersebut banyak terdapat ikan, serta aliran sunganya tidak deras, menurut saya potensi kawasan wisata dapat dikatakan sangat tinggi apabila diolah secara profesional. f. Keindahan alam lokasi cukup bagus, karena dipingir sungai dipenuhi oleh beraneka ragam pohon disamping itu kawasan sungai suhunya tidak panas, karena terlindung oleh pepohonan yang tumbuh sipinggir sungai Krumutan, dan berbagai pohon dipinggir sungai Krumutan menambah estetika serta keindahan kawasan sangat tinggi. g. Nilai kawasan sebagai tempat aktivitas pendidikan, cukup bagus dan bernilai sedang karena kawasan tersebut tidak jauh dari kota / Desa disekitar terdekat, hal ini juga membantu untuk mencari bantuan, disamping itu daerah kawasan juga sudah terjangkau oleh singnal alat komunikasi handphon seluler sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancer, akan tetapi kawsan tersebut belum terdapat sumber air minum, hal akan menyulitkan untuk melakukan aktivitas pendidikan yang bersifat berkemah didalam kawasan dalam waktu lama. h. Kawasan lokasi kunjungan tidak terdapat sumber ekonomi dari sumber yang tidak dapat diperbaharui seperti batu bara dan lain sebagainya, hal ini dapat dilahat dari tipekal kawasan yang bersifat Gambut dengan bentuk tanah datar. JENIS TUMBUHAN DAN HEWAN DILOKASI KUNJUNGAN NO Nama Tumbuhan No Nama Hewan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pohon Rengas Pohan Pucuk Merah Pohan Kayu Sialang Pohan Kayu Nasi-Nasi Pohan Pandan Pohon Kayu Meranti Jenis Pohon Palm Merah Jenis kayu Ubar Pohon kayu Gedabuh Jenis tumbuhan akar-akaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jenis Burung Murai Jenis Burang Murai Batu Burung Selindit/Daun Kayu Babi Hutan Monyet Ular Buaya Ikan Tuokang Ikan Toman Jenis Ikan Pantau C. Penutup Demikian laporan ini disampaikan, semoga dapat menjadi informasi serta bahan untuk referensi awal untuk mengenali kawasan Cagar Alam lokasi kunjungan sungai Krumutan Kecamatan Meranti Kabupaten Pelalawan.

asmi ekowisata

1.MAKALAH POMPERENSI LINGKUNGAN

KOMPRENSI LINGKUNGAN  HUDUP KE 20 di  Pekanbaru  tahun 2010
PENDAPATAN REGIONAL HIJAU (GREEN REGIONAL INCOME) PRODUKSI PANGAN PADI DENGAN MEMPERTIMBNGKAN DAYA DUKUNG DENGRADASI SUMBER DAYA ALAM SERTA KESTABILAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL MAKALAH KONFERENSI DAN SEMINAR NASIONAL PUSAT LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA KE-20 TAHUN 2010

OLEH :  1. Dr. MUBARAK HALIM. M.SI Dosen S3 PSIL UR
       2. Dra. ASMIWATI. M.Pd Mhs S3 PSIL UR PROGRAM STUDY ILMU LINGKUNGAN

PASCASARJANA S3 UNIVERSITAS RIAU 2010

ABSTRAK
Pangan adalah sesuatu yang hakiki dan menjadi hak setiap warga negara untuk memperolehnya, ketersediaaan pengan sebaiknya cukup jumlahnya , bermutu baik dan harga terjangkau, salah satu komponen pangan adalah karbohidrat yang merupakan sumber energi bagi tubuh. Kelompok tanaman tang mengasilkan karbohidrat disebut tanaman pangan. Di Indonesia tanaman pangan yang digunakan oleh masyarakat masih terbatas pada beberapa jenis antara lain , padi, ubi kayu ubi jalar, dan sebagainya. Sampai saat ini ketergantungan pada padi masih sangat besar dari total kalori yang dikomsumsi oleh masyarakat Indonesia 60 % dicukupi oleh beras. Kondisi ini sangat tidak mengantungkan bagi pola ketahanan pangan nasional. Penurunan produksi padi akibat gagal panen atau sebab lainnya akan berpengaruh basar terhadap kecukupan pangan nasional. Penganekaragaman sumber karbuhidrat harus dilakukan jika ketahanan pangan nasional tetap ingin dijaga. Kebutuhan terhadap tanaman pangan akan selalu ada . Hal ini disebabkan setiap hari tanaman pangan selasu dikomsumsi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu keseterdiaan pangan harus terjaga. Namun secara umum kebutuhan beberapa jenis tanaman masih belum terpenuhi dari produksi dalam negeri sehingga harus diimpor tiap tahunnya. Rencana pada tahun 2007 beras akan diimpor sebanyak 1juta ton dengan demikian jelas peluang besar perhadap pangan tidak akan pernah habis. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati baik yang diolah maupun yang tidak diolah, komoditas pangan harus mengandung zat gizi. Yang terdiri atas karbohidrat dan lemak vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tumbuhan dan kesehatan manusia.Padi merupakan tanaman pangan berupa rumpurumputan . Tamaman pertanian kuno berasal dari dua benua Asia dan Africa Barat, cina sudah dimilai 3000 tagun sebelum masehi. Pada proses pemupukan terjadi degradasi pada tanah shingga dapat dihitung berapa kerusakan terhadap daya dukung sumber daya alam dan lingkungan hidup harus dipertimbangkan untuk kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Pendapatan Regional Hijau = PBRB Hijau - Penjusutan Modal bikinan manusia -Penyusutan Modal Lingkungan. PDRB Hijau = PDRB konversional -Penjusutan Modal bikinan manusia - Penyusasutan Modal Lingkungan = Rp. 1.644.250 - Rp. 100.000,00 - Rp 240.000,00 = Rp. 1.344.250,00 PDRB Hijau dan Pendapatan Regional Green Hijau (Green income account) adalah suatu konsep Revolusioner yang mengubah metode pencatatan kinerja perekonomian pada porsi yang sebenarnya dalam 1ha dengan indikator kesejahteraan masyarakat. Hasil Pendapatan Regional Hijau adalah perhitungan yang ikut mempertimbangkan berapa tingkat kerusakan yang diakibatkan terhadap lingkungan dan sumberdaya alam. Keyword : PDRB Hijau, Karbohydrat.

 PENDAHULUAN.
 A. Pengenalan Tanaman Pangan

Sistim Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan pengatutan , pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan atau produksi pangan dan peredaran pangan sampai siap dikomsumsi oleh manusia. Sementara itu ketahanan pangan pangan diartikan kondisi terpenuhnya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari kesediaan pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman merata dan terjangkau. Keretgantungan pada Padi sepertinya pada saat ini tidak menguntungkan bagi kelangsungan ketahanan pangan nasional . Selain harus terus dilakukan usaha peningkatan produksi padi, program disverifikasi pangan dengan sumber karbohidrat lain merupakan tindakan yang sangat strategis oleh karena itu, perlu untuk mengenalkan jenis tanaman pangan lainnya. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air, baik yang diolahmaupun yang tidak diolah . komoditas pangan harus mengandung gizi yang terdiri atas kerbohidrat, protein, lemak vitamin, dan mineral yang bermanfaatbagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. Kelompok tanaman pangan, tanaman hortikultura non tanaman hias, dan kelompok tanaman lain penghasil bahan baku produk yang memenuhi batasan pangan. Fokus Masalah Seberapa besarkah nilai degradari yang ditimbulkan oleh pertanian terhadap Sumber Daya Alam. Batasan untuk tanaman pangan adalah kelompok tanaman sumber karbohidratdan protein namun secara sempit tanaman pangan bias dibatasai kelompok tanamanyang berumur semusim, batasan ini dimasa mendatang harus diperbaiki menyebabkan sumber karbok hidrat menjadi terbatas. Tanaman pangan sebaiknya memasukan jenis tanaman yang lain yang dapat menjadi sumber karbohidrat tampa dibatasi kelompok tanaman semusim. Dengan perbaikan batasan ini , tanaman umbian selain ubi kayu ,ubijalardan talas dapat termasuk kedalam kelompok tanaman pangandan buah termasuk buah sukun.dan tatanaman pangan lainnya. Seperti kacang tanah, kedelai, kacang hijau, umbi, diswebut tanaman pangan utama. Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun . Tanaman petani kono berasal dari dua benua, yaitu Asia dan Afrika barat tropis dan subtropics. Bukti sejarah menunjukan bahwa tanaman padi cina sedah dimulai 3000 tahun SM. Fpsil bitir padi dan gabah ditemukan di Hastinagafur Uttar Pradesh India sekitas 100-800SM Tanaman pangan menjebar hampr secara merata diseluruh wilayah Indonesia meskipun sementara beberapa jenis tanaman pangan terdapat didaerah tertentu . Hal ini disebabkan kesesuai lahan dan kultur masyarakat dalam mengembangan jenis tanaman tertentu. Contoh daerah utama penghasil jagung di Indonesia adalah Lampung, Jawa tengah dan Jawa timur.

B. Kandungan Gizi Tanaman Pangan. Pada tahun 2002, kosumsi energy masyarakat Indonesia rata-rata 1.789,04 per hari, sedangkan komsumsi proteinnya rata-rata49,11 gram pemenuhan karbokhidratdan protein tersebut diperoleh dari tanaman pangan karena dalam tamam pangan tergolong paling besar, karbohidrat merupakan sumer utama Energi bagi tubuh sementara itu , protein berfungsi sebagai zat pembangun dan sumber energy setelah karbokhidrat dan juga mengandung gizi lainnya seperti lemak, air dan serat. Batang padi berbuku dan berongga dari buku batang tumbuh anakan atau daun bunga mulai muncul dari buku terakirpada tiap anakankedalaman antara 10-20 cm. Padi dapat beradaptasi pada lingkungan tergenang (anaerob dan pada lahan kering kondisi aerob. Padi mengandung pati amilosa dan amilopebtin dalam endosperm.akan mempengaruhi rasa nasi.(pulan,pera dan ketan ) Berdasarkan data Departemen Pertanian (2006) produkvitas padi di Indonesia sekitar 4,8-6 ton/ha sedangkan produktivitas padi gogo berkisar 1-2 ton/ha. Produksi padi pada tahun 2005 54 juta ton gabah kering, sedang kebutuhan perkapita pertahun pendudukIndonesia sekitar 130 kg beras dengan produksi ini sebenarnya mencukupi untuk kebutuhan penduduk Indonesia yang berjumlah 220 juta jiwa. Namun selasu terjadi kekurangan beras di beberapa daerah karena sistimdistribusi yang kurang baik. Padi yang masa mendatang sangat tergantung dari luas areal yang masih produktivitasnya. 
Tabal 1. KANDUNGAN ZAT GIZI BERBAGAI BAHAN PANGAN ( PER 100 GRAM BAHAN DAPAT DIMAKAN) Komoditas Air Protein Karbohidrat Protein Serat Padi 12 7,5 77,4 1,9 0,9 Jagung 10 10 70 4,5 2 Talas 70 1,1 26 - 1,5 Ubi kayu 62 1,8 92,5 0,3 2,5 Ubi jalar 70 5 85,8 1 3,3 Kedelai 10 35 32 18 4 Kacang Tanah 5,4 30,4 11,2 47,7 2,5 Kacang Hijau 10 22 60 1 4 (Sunber. Prosea,1996)
C.Jenis dan Variasi Unggul. Terdapat 25 spesies Oryza. Jenis yang dikenal adalah O.Sativa dengan dua subspecies. Pertama ,yapanica (padi bulu yang ditanam di Indonesiaadaptasi yaponika yang dibedakan dua tipe tipe kering gogo ditanam dilahan kering san sawah selalu digenangi air. Varietas unggul padi banyak ditanam hasil silang IRR, yaitu IR 48,IR64, IR65, IR70, IR74. Varietas silang dalam negeri Padi Hibrido1 dan 2 a. Perbanyakan Tanaman padi dapat dikembangbiakan secara langsung, baik dengan benih maupun benih yang disemai menjadi bibit.benih disemai selama 21-28 hari. Padi gogo dtanam langsung tanpa persemaian untuk mempercepat perkecambahan padi direndam selama 2X24 jam padi sawah tanah yang ideal memiliki kandungan liat 20 persen. Hama yang sering menjadi masalah pada tanaman padi diantaranya. Tikus, pengorek batang, wareng coklat, keong mas dan Walang sangit. Penyakit padi tungro dan hawar dau bahteri. Hal yang dilakukan untuk pananaman padi di sawah. - Peniapan lahan tidak kurang 4 minggu - Pemilihan benih disarankan bersetifikat 20-25/ha bibit dipindahkan minimal 4 daun - Pemupukan dosis 2-5 ton/ha - Pemeliharaan genangan air dalam petakan 2-5 cm Panen dan Pasca Panen - Kehilangan hasil pasca pana dapat terjadi kira-kira 12-20 % - Pembersihan - Pengeringan 9-14 % - Pengakutan - Penyimpanan selama 6 bulan gabah air maksimum 14 % dan kadar kotoran 3 % C. Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) Produk Domistik Regional Bruto mrtupakan seluruh nilai uang dari barang dan jasa akhir (Final Product) yang dihasil kan dalam satu tahun tertentu, niali barang dan jasa tersebut samadengan nilai tambah yang diciptakan serangkaian proses produksi dari barang dan jasa tersebut. Laporan PDRB dapat digunakan untuk berbagai tujuan, tetapi yang paling penting adalah untuk mengukur kinerja suatu perekonomian secara agregat. Kata Bruto menunjukan keseluruhan barang dan njasa yang dihasilkan dalam waqktu satu tahun seperti produk petani nenas sebelum dikurang penyusutan barang modal yang habis digunakan dalam proses produksi barang dan jasa tersebut. Jika PDRB dikurangi dengan nilai penyusutan barang modal yang habis digunakan dalam proses produksi barang model buatan manusia , kita dapatkan apa yang disebut dengan Produk Domistik Regional Netto(PDRN) dan lebih populer yang disebut dengan pendapatan Regional, sayang nya dalam PDRB yang konversional hanya menyusun modal buatan manusia yang dikurangi dan tidak mengurang milai penyusutan (depresiasi) nilai alami dan inilah salah satu kekurangan dari PDRB konversional. PDB konversional dan PDRB konversional hanya menghitung mencatat nilai barang yang baik saja. (googs) dan mengabaikan nilai barang yang merusak atau yang mencemari lingkungan (bads).

D. Analisis Usaha Untuk mengetahui jumalh biaya yang diperlukan dalam budi daya tanaman pangan serta pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualaqn dibutuhkan analisa Usaha. Disi akan dibahas tanaman pangan Padi. Salah satu asumsinya luas lahan yang digunakan 1ha. Membutuhkan biaya produksi sebesar Rp.5.596.250deangan bibit sebanyak 4.500 kg. Usaha tersebut mengasilkan pendapatan sebesarRp. 7.875.000,00. Berdasarkan nilai pendapatandan biaya produksi , 

PENDEKATAN PENDAPATAN Nilai Produksi Rp. 7.875.000,00 1. Bibit 25 kg @ 5000 Rp. 125.000,00 2. pupuk Urea 200 kg @1.200 Rp. 240.000,00 ZA 50 kg @ 1.200 Rp. 60.000,00 SP36) 100 kg @ 1.600 Rp. 160.000,00 KCL 75 kg @1.750 Rp. 131.250,00 3.Pebtisida Rp. 240.000,00 4. Upah/Gaji : Tenaga Kerja RP. 1.280.000,00 Panen/paskapanan Rp. 1440,000,00 5. Sewa lahan Rp. 1.500.000,00 6. Bunga Pinjaman Bank Rp. 100.500,00 7. Pajak Pertambahan Nilai Rp. 300.000,00 ----------------------- 
Jumlah seluruh biaya Produksi Rp. 3,100.250,00 – Laba Rp. 4.775.750,00 Kemudian dijumlahkan upaqh/gaji, sewa , bunga dan laba sehinga diperoleh nilai bunga sumbangan pendapatan regional pangan padi. Pendapatan regional ini merupakan pendapatan Regional yang masih konvensional bagi daerah pertanian. Upah/gaji Rp. 2.720.000,00 Bunga Pinjaman Bank Rp. 100.500,00 Pajak Pertambahan Nilai Rp. 300.000,00 Rp. 3.100.250,00 ------------------------- 

Pendapatan Regional Konvensional Rp. 1.644.250,00 
Degradasi sumber daya tanah akan sngat dirasakan disektor pertanian tetapi tidak untuk sektor lainnya. Degradasi sumberdaya tanah ini akan tercermin menurunnya kualitas tanah atau kesuburan tanah, seningga akan mengurangi produktifitas pertanian dan pada gilirannya akan menurunkan kontribusi sektornin pada PDRB. Oleh karena itu penilaian akan ditempuh dengan pendekatan penurunan produktifitas. Vp = Lh X Plh Dimana Vp = Volume produksi Pertanian Lh = Luas lahan pertanian Plh = Produktifitas lahan per hektar = Perubahan Nilai Produksi – Nilai Input sementara = Nilai Tambah = PDRB PDRB – Paak tak Lansung – Pednyusutan =PDRN atau pendapatam regional. 
Tabel . ANALISIS BUDIDAYA PADI Uraian Volume Satuan Harga satuan (Rp) Nilai (Rp) Biaya Produksi 1. Sewa Lahan 1 ha 4.500.000 4.500.000 2. Bibit 25 kg 5.000 125.000 3. Pupuk - -Urea 200 kg 1.200 240.000 -ZA 50 kg 1.200 60.000 -SP36 100 kg 1.600 160.000 -KCl 75 Kg 1.750 131.000 4. Pebtisida 4 liter 60.000 240.000 Butiran 10 HOK 10.000 100.000 Cair 4 HOK 60.000 240.000 5.Tenaga Kerja - Persemaian 5 HOK 20.000 100.000 Pengolahan Tanah 15 HOK 20.000 300.000 Penanaman 20 HOK 20.000 400.000 Penyiangan 15 HOK 20.000 300.000 Pemupukan 9 HOK 20.000 180.000 Pengendalian OPT 4 HOK 20.000 80.000 6.Panen dan pasca panen (pemotongan, pengeringan dan pengankutan 72 HOK 20.000 1.440.000 Total biaya produksi 5.596.250 B.Pendapatan 4.500 kg 1.750 7.875.000 C.Keuntungan 2.278.750 R/C ratio PDRB R/C ratio 1,41 1,34 Perkiraan analisis Usaha pangan padi 1 ha Degradasi sumber daya tanah akan sngat dirasakan disektor pertanian tetapi tidak untuk sektor lainnya. Degradasi sumberdaya tanah ini akan tercermin menurunnya kualitas tanah atau kesuburan tanah, seningga akan mengurangi produktifitas pertanian dan pada gilirannya akan menurunkan kontribusi sektornin pada PDRB. Oleh karena itu penilaian akan ditempuh dengan pendekatan penurunan produktifitas. Vp = Lh X Plh Dimana Vp = Volume produksi Pertanian Lh = Luas lahan pertanian Plh = Produktifitas lahan per hektar = Perubahan Nilai Produksi – Nilai Input sementara = Nilai Tambah = PDRB PDRB – Paak tak Lansung – Pednyusutan =PDRN atau pendapatam regional. 


E. PENDAPATAN REGIONAL HIJAU (GREEN REGIONAL INCOME) Untuk mmenjadi pendapatan Regional Hijau, harus ditambahkan kepadanya nilai Perubahan cadangan sumber daya alam dan nilai perubahan lingkungan Dari data Petani pangan padi diperubahan lingkungan alami. Perubahan Nilai cadangan sumber daya jaga bernilai positif. Demikian pula untuk perubahan kualitas lingkungan dapat mempunyai nilai negatif kalau terjadi kerusakan lingkungan dan bernilai positif bila dari kegiatan pembuatan Rp. 100.000,00, karena penggantian lahan hutan untuk pertanian. Nilai Penyusutan Lingkungan (degrasasi) SDA dilihat dari biaya total pupuk Dalam satu tahun luas 1 hektar Rp.240.000,00 Pendapatan Regional Hijau = PBRB Hijau – Penjusutan Modal bikinan manusia- Penyusutan Modal Lingkungan Pendapatan Regional Hijau = PBRB Hijau -Penjusutan Modal bikinan manusia -Penyusutan Modal Lingkungan PDRB Hijau = PDRB konversional -Penjusutan Modal bikinan manusia -Penyusasutan Modal Lingkungan = Rp. 1.644.250 - Rp. 100.000,00 - Rp 240.000,00 = Rp. 1.344.250,00 PDRB Hijau dan Pendapatan Regional Hijau (Green income) adalah suatu konsep Revolosioner yang ingin mengubah metode pencatatan kinerja perekonomian pada porsi yang sebenarnya dengan indikator kesejahteraan Masharakat Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai pendapatan regional hijau yang lebih rendah dari pada nilai pendapatan Regional yang konvensional. Pendapatan Regional hijau itu tampak lebih mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat, karena seluruh kehilangan kegitan masyarakat telah diperhitungkan didalamnya. Dalam pendapatan regional yang konvensional nilai kerusakan atau penyusutan kapital buatan manusia telah dikurang dari nilai produk domistik brutonya. Tetapi hal ini belum mencerminkan hal keadaan yang sesungguhnya. Karena dalam kegiatan masyarakatyang rusak atau menyusut bukan hanya kapital buatan manusia, seperti jalan, gedung, pabrik, mesin, kendraan dan sebagainya. 

KESIMPULAN
1. Kita dapat menghitung berapa beser dergradasi yang terjadi terhadap Sumber Daya Alam.
2. Dapat kita pertimbangkan Pertanian yang berkelanjutan dengan memperhatikan tingkatan kesuburan tanah
3. Dapat membangan perekonomian Masyarakat yang sejahtera yang dapat memikirkan hari ini dan dampak pada tertumbuhan yang akan datang terhadap pangan padi. 4. Dapat Menghitung Pendapatan Regional Hijau. 

DAFTAR PUSTAKA
 1. Drs. M. Supamoko, M.A.,Ph.D.2008.”Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan suatu pendekatan teoritis”. Edisi ke empat BFPE Yogyakarta.
2. Drs. M. Supamoko, M.A.,Ph.D.2007.”Metode Penelitian Prauktis untuk ilmu sosial dan, ekonomi dan bisnis. Edisi ke empat BFPE Yogyakarta.
3. Drs. M. Supamoko, M.A.,Ph.D.2007.”Metode Penelitian Praktis untuk ilmu sosial dan, ekonomi dan bisnis. Edisi ke empat BFPE Yogyakarta
4. Drs. M. Supamoko, M.A.,Ph.D.2005.”Neraca Sumber Daya Alam (Natural Resource Acconting).edisi Pertama BFPE Yogyakar
5. Ilmu tanah Universitas Gajahmada (2006)
6. Rahmat Witoelar,2007: “Kualitas lingkungan Hidup.
7. Prof. Dr. Juengen H. Hohnolz, 1998 “Budi Daya Air” Yayasan Obor Jakarta 1998
8. Prof. Dr.Ir .Saswanto Moersidik, DEA dan Dr. dr. Tri Edi Budhi Soesilo, Msi dkk. 2007 :” Pedoman Penulisan Disertasi Program Studi Ilmu Lingkungan “Jakarta Universitas Indonesia.   

KATA PENGANTAR 
            Produksi dan produktifitas Padi di Indonesia masih rendah, karena bentuk bentuk kutur dan budi dayanya belum intensif. Pada hal prospek pengembangan Padiamat cerah bila digarap dalam usaha agro bisnis dan angro industri. Upaya memacu pengembangan budi daya Padi secara komersil diperlukan informasi tentang  seluk beluk bercocok tanam, pengelolaan produksi, penenganan pascapanen komonitas padi itu sendiri. Dari makalah ini akan ditelaah tentang hasil Pendapatan Regional Hijau (Green income) produksi pangan padi dan degradasi terhadap Sumber Daya Alam yang harus sehingga kita akan menjaga kelestarian lingkungan dan juga mensejahterakan masyarakat. Semoga bermanfaan dan bermakna.

                                                                                                  Penulis Dra. ASMIWATI. M.Pd 


Riwayat Hidup Penulis

Dra. Asmiwati M.Pd, dilahirkan di Pekanbaru pada tanggal 10 september 1962 menamatkan pendidikan sarjana FMIPA kimia 1991 dan Akta FKIP 1992 Magister 2008 FKIP Universitas Negeri Padang Jurusan pendidikan IPA Teknologi Pendidikan dengan judul disertasi Meningkatkan aktifitas dan ketuntasan hasil belajar siswa dengan model kooperatif tipe think pair share (TPS) pada pembelajaran kimadi kelas X5 MAN 1 Pekanbaru, Penulis mempunyai Pengalaman Kerja bekerja di PT. Karya Cipta Nyata Pekanbaru yang bergerak dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan seperti, Perencana Pembangunan STM Dumai dan Pendamping Perencanaan Pembangunan Pelengan PLTA Koto Panjang, dan pembangunan tambah ruangan Fekon Unri tahun 1992 sabagai sebagai operator computer, dan Sebagai tenaga Laboran Rumah sakit Tabtani RAB tahun 1993 dan Pegawai Negeri Sipil Guru kimia MAN 1 Pekanbaru sejak tahun 1994 sampai sekarang dan mengajar komputer program Lotus dan ws tahun 1995-1998, Dosen Strategi Pembelajaran Kimia dan Micro Teaching di Universitas Islam Negeri Pekanbaru Tahun 2010. Tahun 2012 ini, penulis menaruh minat pada penelitian di bidang systems thinking and system Dynamics.

Jumat, 13 Agustus 2010

II panduan penilaian lanjutan

II. CARA PENGISIAN LAPORAN HASIL BELAJAR


A. Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik

1. Satuan Pendidikan membuat laporan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada akhir semester dalam bentuk buku laporan pendidikan (raport), dan menyampaikan laporan dimaksud kepada orang tua/wali peserta didik.
2. Laporan hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan harus dapat menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 25 ayat (4) dijelaskan bahwa, Kompetensi Lulusan mencakup SIKAP, PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN, oleh karena itu penilaian hasil belajar harus mencerminkan ketiga aspek kompetensi dimaksud dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing mata pelajaran.
3. Bentuk LHB dapat berupa buku atau lembaran, dengan catatan harus memenuhi seluruh komponen LHB, yang mencakup 1) identitas peserta didik, 2) format nilai hasil belajar peserta didik, 3) format ketercapaian kompetensi peserta didik, 4) program pengembangan diri, 5) akhlak mulia dan kepribadian, 6) ketidakhadiran, 7) catatan wali kelas, 8) keterangan pindah sekolah, dan 9) catatan prestasi peserta didik.
4. Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai kumulatif dari hasil pencapaian standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) selama peserta didik mengikuti pembelajaran pada semester yang terkait, yang diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semerter, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas (untuk semester genap) termasuk hasil remedial. Hal ini sesuai dengan karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan berbasis kompetensi. Proses pembelajaran berbasis kompetensi menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) dan penilaian berkelanjutan.
5. Pengisian LHB dapat dilakukan secara manual atau komputerisasi.
6. Penulisan buku induk dapat dilakukan secara manual atau komputerisasi (disesuaikan dengan pelaksanaan penulisan LHB).
7. LHB disampaikan kepada peserta didik dan orang tua/wali peserta didik setiap akhir semester.


B. Pengisian Format/Tabel Laporan Hasil Belajar

1. Identitas Peserta Didik
Cukup Jelas

2. Tabel Nilai Hasil Belajar

a. Kolom PENGETAHUAN diisi dengan nilai kumulatif dari hasil pencapaian SK dan KD untuk aspek kompetensi pengetahuan peserta didik setiap mata pelajaran dan muatan lokal per semester.

Nilai pengetahuan mencakup aspek pengetahuan konsep sampai dengan aspek penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi, yang diperoleh melalui berbagai teknik penilaian berupa tes tertulis dan lisan (wawancara/presentasi dll), observasi atau pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Nilai pengetahuan harus sesuai tuntutan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Nilai Pengetahuan ditulis secara kuantitatif dalam bentuk bilangan bulat dan huruf, dengan menggunakan skala 0 - 100. Contoh: dalam angka : 75 dalam huruf Tujuh Lima.
b. Kolom PRAKTIK diisi dengan nilai kumulatif dari hasil pencapaian SK dan KD yang penilaian hasil belajarnya dilakukan melalui tes praktik atau tes kinerja. Nilai praktik hanya diberlakukan untuk mata pelajaran tertentu yang SK dan KD nya menuntut peserta didik untuk mampu mempraktikkan atau melaksanakan tugas dengan cara yang benar dan hasil yang baik, seperti mata pelajaran: Fisika, Kimia, Biologi, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, Seni Budaya, Bahasa, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sedangkan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Nilai praktik mencakup ranah/aspek penilaiaan yaitu: KOGNITIF (penguasaan pengetahuan, penerapan), PSIKHOMOTOR (keterampilan dan teknik dalam melakukan tugas serta kesesuaian dengan standar operasional prosedur), yang seluruh hasil penilaiannya terintegrasi dalam satu nilai yang dituliskan dalam kolom praktik.
Pencantuman nilai praktik secara mandiri dalam laporan hasil belajar, dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran di sekolah benar-benar dilaksanakan sesuai dengan karakteristik kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik pada setiap SK dan KD per mata pelajaran atau muatan lokal.
Nilai praktik dicantumkan secara kuantitatif dalam bentuk bilangan bulat dan huruf (seperti contoh pada butir 1).
c. Kolom SIKAP diisi dengan hasil penilaian sikap pada setiap mata pelajaran dan muatan lokal, yang diperoleh melalui observasi atau pengamatan guru terhadap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Kriteria penilaian sikap peserta didik ditunjukkan dalam bentuk antara lain:
motivasi dan minat belajar, kerjasama, disiplin, ketekunan, ulet (tidak mudah menyerah), sportif, percaya diri (kemandirian), ketelitian, kemampuan memecahkan masalah, kritis, berfikir logis dan ilmiah, kreatifitas, santun dalam berkomunikasi, responsif dalam mendengarkan dan mampu menyampaikan pendapat/pertanyaan sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar (dalam B. Indonesia dan B. Asing), antusias dalam membaca, memiliki kepedulian dengan lingkungan (sosial, budaya, ekonomi dan politik), suka menolong, suka beramal, menghargai dan menghormati orang lain, santun dalam bersikap, berlaku jujur, memiliki jiwa kewirausahaan, atau bentuk lainnya sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran.
Pencantuman Nilai sikap secara mandiri dalam LHB, dimaksudkan agar setiap pendidik memiliki data tentang sikap peserta didik pada saat mengikuti pembelajaran. Selanjutnya data dimaksud, selain dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki cara belajar peserta didik dan cara mengajar guru, juga dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran Pendidikan Agama dalam membuat penilaian akhlak mulia dan kepada guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membuat penilaian kepribadian peserta didik, sebagaimana ditetapkan dalam standar penilaian pendidikan.
Nilai Sikap dicantumkan dalam bentuk Predikat, dengan klasifikasi Tinggi, Sedang, dan Rendah, atau Amat Baik, Baik, Cukup, Kurang. Penetapan kriteria dan skor penilaian untuk setiap klasifikasi dimaksud, diserahkan kepada masing-masing sekolah.
Contoh: Cara Pengisian Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik:



No
Komponen Nilai Hasil Belajar
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
Pengetahuan
Praktik
Sikap
(KKM) Angka Huruf Angka Huruf Predikat
A Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama 70 89 Delapan sembilan - - B
2 Pendidikan Kewarganegaraan 65 68 Enam delapan - - B
3 Bahasa Indonesia 65 74 Tujuh empat 70 Tujuh nol B
4 Bahasa Inggris 60 59 Lima sembilan 70 Tujuh nol B
5 Matematika 60 60 Enam nol - - B
6 Fisika 60 60 Enam nol 70 Tujuh nol B
7 Biologi 65 60 Enam nol 70 Tujuh nol B
8 Kimia 65 65 Enam lima 65 Enam lima B
9 Sejarah 65 69 Enam sembilan - - B
10 Geografi 65 65 Enam lima - - B
11 Ekonomi 65 65 Enam lima - - B
12 Sosiologi 60 77 Tujuh tujuh - - B
13 Seni Budaya 65 - 65 Enam lima C
14 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 65 72 Tujuh dua 80 Delapan nol B
15 Teknologi Informasi dan Komunikasi 65 65 Enam lima 66 Enam enam B
16 Keterampilan/
Bahasa Asing **)
Bhs. Jepang 65 65 Enam lima 70 Tujuh nol B
B Muatan Lokal
1. Web desain
65 65 Enam lima 74 Tujuh empat B


3. Tabel Ketercapaian Kompetensi Peserta Didik

Kolom ketercapaian Kompetensi diisi dengan uraian singkat/deskripsi yang menggambarkan tingkat pencapaian kompetensi utuh peserta didik untuk setiap mata pelajaran.

Deskripsi pencapaian kompetensi mencakup seluruh SK/KD yang telah mencapai ketuntasan belajar atau SK/KD yang belum mencapai ketuntasan belajar. Apabila pada salah satu semester terdapat SK/KD mata pelajaran tertentu yang belum mencapai ketuntasan belajar dalam semester yang bersangkutan, maka laporan hasil pencapaian kompetensi peserta didik setelah dilakukan program remidi, dicantumkan pada semerter berikutnya.

Contoh : Pengisian Kolom Ketercapaian Kompetensi
No Komponen Ketercapaian Kompetensi
A Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama
Demokrasi dan sifat-sifat tercela, Zakat dan Haji beserta hikmahnya, wakaf dan Islam pada masa Bani Abbasyiah semua sudah mencapai KKM
2 Pendidikan Kewarganegaraan Dasar Negara dan konstitusi sudah mencapai KKM tetapi prinsip demokrasi, hubungan Internasional belum mencapai KKM
3 Bahasa Indonesia Informasi bacaan, sastra melayu klasik, rangkuman pendapat, artikel, indeks, tabel, grafik, formulir, cerpen sudah mencapai KKM, tetapi resensi, cerita rakyat, cerita lucu dan pidato belum mencapai KKM
4 Bahasa Inggris Keterampilan menyimak, membaca, menulis dan berbicara sudah mencapai KKM tetapi penguasaan vocabulary perlu ditingkatkan.
5 Matematika Kompetensi tentang mendefinisikan rumus dan penguasaan tentang materi yang berhubungan dengan ruang/dimensi tiga sudah mencapai KKM tetapi masih perlu ditingkatkan/latihan.
6 Fisika Listrik dinamis, suhu dan kalor sudah mencapai KKM sedangkan gelombang dan Optik belum mencapai KKM
7 Biologi Eko sistem sudah mencapai KKM tetapi kingdom Plantea serta invertebrata belum mencapai KKM
8 Kimia Persamaan reaksi, hukum dasar kimia, konsep mol, stoiklometri dan reaksi redoks sudah mencapai KKM sedangkan hidrokarbon dan minyak bumi belum mencapai KKM.
9 Sejarah Kehidupan awal masyarakat di kepulauan Indonesia, perkem-bangan manusia purba di Indonesia sudah mencapai KKM, tetapi perkem-bangan sosial, ekonomi dan budaya manusia purba di Indonesia belum mencapai KKM
10 Geografi Litosfir sudah mencapai KKM tetap klimatologis dan hidrosfir belum mencapai KKM.
11 Ekonomi Bentuk-bentuk pasar, pasar uang, pasar modal, P.Berjangka sudah mencapai KKM tetapi P.T.Kerja, biaya, penerimaan, rugi/ laba, koperasi sekolah belum mencapai KKM.
12 Sosiologi Sosialisasi, pembentukan kepribadian, penyimpangan dan pengendalian sosial semua sudah mencapai KKM.

13 Seni budaya Menggambar dasar-dasar teknik, dasar-dasar prespektif dan proyeksi serta mengambar benda alam semuanya sudah mencapai KKM
14 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pada permainan bola basket untuk kompetensi melempar, menang-kap,mendribel bola, sudah mencapai KKM, tetapi dalam hal teknik memasukkan bola ke dalam jaring masih perlu latihan intensif.

15 Teknologi Informasi dan Komunikasi Fungsi menu icon, pengelolaan tabel, fungsi HLOOKUP&VLOOKUP sudah mencapai KKM tetapi fungsi IF, MID, LEFT, RIGHT&OR belum mencapai KKM.
16 Keterampilan/Bahasa Asing Memperkenalkan diri sendiri, memperkenalkan orang lain, menyapa, memberi dan menjawab salam sudah mencapai KKM, pelafalan perlu latihan lebih intensif.
B Muatan Lokal
1. Web Desain Mampu membuat sites dg template dan melalukan editing template site dengan baik.


4. Tabel Pengembangan Diri

Kegiatan Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi (dibimbing dan dinilai) oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang diberi tugas.

Kegiatan pengembangan diri dapat dilaksanakan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik serta kegiatan pengembangan kreativitas peserta didik baik melalui kegiatan ekstra kurikuler dalam bentuk aktivitas seperti: Kepramukaan, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Keolahragaan, Kesehatan dll, maupun melalui organisasi/kegiatan sekolah seperti: OSIS atau kegiatan lainnya yang diselenggarakan sekolah (pentas seni, perayaan 17 Agustus, pesantren kilat, kegiatan pemberantasan narkoba dll).

Aspek yang dinilai dalam kegiatan pengembangan diri lebih dominan pada aspek Sikap/Afektif peserta didik, yang difokuskan pada: pencapaian prestasi dan “perubahan sikap/perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri yang diselenggarakan oleh sekolah”.
Hasil penilaian yang dicantumkan dalam tabel Pengembangan Diri, berupa deskripsi tentang pencapaian prestasi peserta didik baik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan/organisasi sekolah. Kriteria penilaian Pengembangan Diri disesuaikan dengan karakteristik program/kegiatan yang diikuti. Sedangkan penilaian untuk kegiatan pelayanan konseling terintegrasi di dalam nilai kepribadian dan akhlak.

Cara pengisian Tabel Pengembangan Diri
Kolom jenis kegiatan, diisi kegiatan yang diikuti oleh masing-masing peserta didik. Kolom keterangan, diisi dengan deskripsi singkat tentang predikat prestasi dan ketercapaian kemampuan baik keterampilan maupun pengetahuan, aktivitas/kegiatan sekolah yang diikuti peserta didik, serta sikap yang ditunjukkan oleh peserta didik selama mengikuti kegiatan dan setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri.




Contoh: Pengisian Tabel Pengembangan Diri

No
Jenis Kegiatan
Keterangan
A Kegiatan Ekstrakurikuler
1 Olahraga Karate Baik: telah lulus ban kuning. Sikap kompetitif, sportifitas, kedisiplinan dan percaya diri baik
2 Kepramukaan Cukup: dalam baris berbaris dan mengibarkan bendera masih perlu latihan kekompakan, sikap kerjasama perlu ditingkatkan, kedisiplinan baik.
3 Palang Merah Remaja (PMR) Baik: terampil melakukan pernapasan buatan, kedisiplinan dan kerjasama baik.
4 Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Cukup: Penguasaan materi baik, sikap percaya diri dan kemampuan berargumentasi kurang, kerjasma dan kedisiplinan cukup.

B Keikutsertaan dalam Organisasi/Kegiatan di Sekolah
1 Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
a. Sekretaris Osis Th. 2006/2007
b. Ketua Osis periode th. 2007/2008
2 Kepengurusan Majelis Perwakilan Kelas (MPK)
a. Sekretaris MPK Th. 2007/2008
b. dll
3 Kegiatan Khusus
a.Ketua Panitia Perayaan 17 Agustus Th. 2007
b.PJP Bidang Dakwah pd Pesantren Kilat th. 2007
c.Juara Olimpiade Matematika Internasional Th. 2007


5. Tabel Penilaian Akhlak Mulia dan Kepribadian

a. Penilaian akhlak mulia dan kepribadian peserta didik, harus dilaksanakan secara komprehensif dan berkesinambungan, karena kedua komponen dimaksud merupakan salah satu persyaratan kelulusan peserta didik pada akhir jenjang satuan pendidikan. Berkaitan dengan hal dimaksud, dalam Permendiknas Nomor: 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, telah diatur sebagai berikut:
1) Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
2) Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggungjawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. Hasil penilaian kepribadian sudah termasuk penilaian kelompok mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan serta kelompok mata pelajaran Estetika.
b. Hasil penilaian Akhlak Mulia dan Kepribadian dimaksud, diolah dan dianalisis oleh guru Bimbingan Konseling (BK) yang dirangkum dalam 10 (sepuluh) aspek penilaian yang mencakup: 1) Kedisiplinan, 2) Kebersihan, 3) Kesehatan, 4) Tanggungjawab, 5) Sopan santun, 6) Percaya diri, 7) Kompetitif, 8) Hubungan sosial, 9) Kejujuran, 10) Pelaksanaan ibadah ritual. Penentuan nilai untuk setiap peserta didik, dapat menggunakan CONTOH ASPEK dan INDIKATOR berikut ini:

CONTOH ASPEK DAN INDIKATOR AKHLAK MULIA DAN KEPRIBADIAN

No Aspek Indikator
1 Kedisiplinan Datang tepat waktu
Mematuhi tata tertib
Mengikuti kegiatan sesuai jadwal
2 Kebersihan 2.1 Menjaga kebersihan dan kerapihan pribadi
(rambut, kuku, gigi, badan, pakaian)
2.2 Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan (ruang belajar dan halaman a.l. membersihkan dan merapikan ruang belajar, membuang sampah pada tempatya,)

3 Kesehatan 3.1 Tidak merokok dan minum minuman keras
3.2 Tidak menggunakan Narkoba
3.3 Membiasakan hidup sehat melalui aktivitas
jasmani
3.4 Merawat kesehatan diri.

4 Tanggungjawab 4.1 Tidak menghindari kewajiban
4.2 Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan
5 Sopan santun 5.1 Bersikap hormat kepada warga sekolah
5.2 Bertindak sopan dalam perkataan, perbuatan, dan cara berpakaian
5.3 Menerima nasehat guru
5.4 Menghindari permusuhan dengan teman

6 Percaya diri 6.1 Tidak mudah menyerah
6.2 Berani menyatakan pendapat
6.3 Berani bertanya
6.4 Mengutamakan usaha sendiri dari pada bantuan

7 Kompetitif 7.1 Berani bersaing
7.2 Menunjukkan semangat berprestasi
7.3 Berusaha ingin maju
7.4 Memiliki keinginan untuk tahu

8 Hubungan sosial 8.1 Menjalin hubungan baik dengan warga sekolah
8.2 Menolong teman yang mengalami kesusahan
8.3 Bekerjasama dalam kegiatan yang positif
8.4 Mendiskusikan materi pelajaran dengan guru dan peserta didik lain
8.5 Memiliki toleransi dan empati terhadap prang lain
8.6 Menghargai pendapat orang lain
9 Kejujuran 9.1 Tidak berkata bohong
9.2 Tidak menyontek dalam ulangan/ujian
9.3 Melakukan penilaian diri/antar teman secara objektif/apa adanya
9.4 Tidak berbuat curang dalam permainan
9.5 Sprotif (mengakui keberhasilan orang lain dan bisa menerima kekalahan dengan lapang dada)

10 Pelaksanaan ibadah ritual 10.1 Melaksanakan sholat/ibadah sesuai agama yang dianut
10.2 Melakukan puasa (bagi yang beragama Islam) pada bulan Ramadhan
10.3 Memimpin doa.
CATATAN:
Sekolah/Guru (mapel dan BK) dapat mengembangkan Indikator pada setiap aspek sesuai dengan kebutuhan sekolah.

c. Cara Pengisian Tabel Akhlak Mulia dan Kepribadian

Kolom Keterangan, diisi dengan kategori penilaian Sangat Baik, Baik, atau Kurang Baik dan deskripsi tentang sikap/kebiasaan peserta didik yang paling dominan (baik positif maupun negatif), dalam kehidupan sehari-hari di sekolah untuk setiap aspek yang dinilai.

Contoh: Pengisian Tabel Penilaian Akhlak Mulia dan Kepribadian

No Aspek Yang Dinilai Keterangan
1. Kedisiplinan Sangat Baik, tidak pernah terlambat masuk kelas, selalu tepat waktu sesuai jadwal, tidak melanggar peraturan dll.
2. Kebersihan Baik, penampilan sehari-hari rapi dan bersih, selalu menjaga kebersihan dan keindahan kelas.
3. Kerjasama Baik, aktif dalam kegiatan diskusi di dalam/luar kelas, mampu menerima pendpat orang lain, berpartisipasi aktif dalam tugas kelompok.
4. Tanggungjawab Baik, selalu mengerjakan tugas dan menyerahkannya tepat waktu.
5. Kesehatan Sangat baik, tidak merokok/minum minuman keras, tidak menggunakan narkoba, selalu tampil bugar, tidak pernah tidak masuk karena sakit.
6. Sopan santun Baik, menghargai teman sebaya dan orang lain, menghormati dan santun kepada guru, santun dalam berkomunikasi.

7. Percaya diri Baik, mampu belajar mandiri secara efektif, mampu memecahkan masalah pribadi, tidak mudah terpengaruh hal-hal yang negatif, dan mampu merencanakan karier.
8. Hubungan sosial Baik, suka menolong teman, sering mendiskusikan materi pelajaran dengan guru.
9. Kejujuran Sangat Baik, berlisan apa adanya, sportivitas tinggi, selalu menepati janji dan dapat dipercaya, mampu menilai sesuatu secara objektif.
10. Pelaksanaan ibadah ritual Sangat Baik, menjalankan perintah agama dengan tertib, sholat dhuha di musolla sekolah pada waktu istirahat, sering memimpin doa pada acara peringatan hari besar Islam di sekolah.


6. Tabel Ketidakhadiran

Kolom keterangan pada tabel ketidakhadiran peserta didik diisi dengan lama waktu (hari, jam atau satuan waktu lainnya).

Contoh: Pengisian Tabel Ketidakhadiran
Alasan Ketidakhadiran Keterangan
Sakit 5 hari
Izin 3 hari
Tanpa Keterangan 7 hari